Bulan Desember 2011, jalur baru yang menghubungkan Shenzhen - Guangzhou dengan kereta super cepat dengan kecepatan 300 km/per jam. Kecepatan ini dikurangi 50 km/jam dari kecepatan kereta sejenis yang biasa digunakan.
Dalam perjalanan dari HongKong ke Guangzhou, kali ini penulis sengaja ingin mencoba kereta yang diresmikan desember lalu. Sebenarnya, ada beberapa alternatif transport yang bisa digunakan dari Hong Kong menju Guangzhou : bis, kereta langsung atau kereta dan bis via Shenzhen. Namun kali ini penulis mencoba jalur darat dengan menggunakan MTR (Mass Transit Railway), menju perbatasan Hong Kong - China. Setelah kurang lebih 40 menit, maka kereta tiba di stasiun terakhir Hong Kong, yaitu Lowu. Dengan berjalan kaki melalui dua imigrasi (Hong Kong dan China), maka terlihatlah kota Shenzhen. Di depan imigrasi China (berjalan 2 menit), terdapat Stasiun Kereta Shenzhen yang juga bisa digunakan menuju Guangzhou (sekitar 1 jam 10 menit dengan kereta 200 km/jam). Sementara sebelah kanan juga terdapat terminal bis yang bisa digunakan untuk naik bis ke Guangzhou. Namun kali ini sengaja tidak menggunakan keduanya. Tidak ke depan atau ke kanan tapi ke bawah menuju stasiun kereta bawah tanah (disebut Metro) menuju Stasiun Kereta Shenzhen Utara.
Rangkaian jalur kereta bawah tanah yang menghubungkan kota Shenzhen di tata begitu rapi, sebagian juga hasil investasi dan dioperasikan oleh MTR Hong Kong. Kebersihan keretapun tidak jauh dari MTR HongKong.
Setelah sekian waktu, penulis tiba di Stasiun Kereta Api Shenzhen North. Stasiun yang diresmikan bulan desember lalu dibangun dengan arsitektur yang tidak beda seperti sebuah Airport. Dibuat besar bukan hanya untuk menampung penumpang saat ini tapi juga mengantisipasi penumpang yang akan datang. Tiket bisa dibeli dibeli di loket atau melalui mesin yang disediakan dengan menggunakan IC Card. Jangan harap para calo bisa beroperasi di sini, karena setiap pembeli tiket harus menunjukkan Identitas (KTP, Passport) sendiri. Satu identitas beli satu tiket.
Setelah membeli tiket penulis menunggu jam keberangkatan. Ketika boarding, pintu masuk menggunakan dua jalur sesuai dengan nomer kereta dengan mengutamakan orang tua yang membawa anak. Akhirnya keretapun berangkat tepat waktu.
Kereta bergerak dalam waktu hitungan tidak sampai satu menit sudah mencapai kecepatan di atas 100 km/jam dan naik terus akhirnya mencapai kecepatan 303 km/jam untuk mencapai stasiun berikutnya (berhenti satu statiun sebelum mencapai Gaungzhou0). Dengan kecepatan seperti itupun suara tenang dan tidak terasa ada goncangan dalam kereta.
Rasanya belum puas menikmati kereta, tib-tiba mendekati menit ke 30 pengumuman memberitahukan bahwa kereta akan segera tiba di statiun Guangzhou South. Tiba di stasiun yang juga tidak kalah besarnya, penulis langsung mencari kereta bawah tanah yang juga tertata rapi menghubungkan seluruh kota Guangzhou.
Demikianlah perjalanan naik kereta api seperti naik pesawat saja, baik stasiunnya maupun keretanya. Semoga perkeretaapian di negara kita bisa meniru dari China.
Sabtu, 16 Agustus 2014
stasiun kereta perbatasan hongkong
12.39
Sumber:http://luar-negeri.kompasiana.com