Selasa, 24 Juni 2014

Referendum dan Pawai 1 Juli 2014 di Hongkong

http://pakettourmurahhongkong.blogspot.com/

Sedikitnya 400.000 masyarakat Hongkong berpartisipasi dalam referendum melalui internet pada Jumat (20/6/2014), hari pertama dimulainya referendum.
Tampaknya intimidasi yang dilakukan oleh Partai KomunisTiongkok (PKT) melalui Buku Putih dan serangan gencar terhadap saluran internet oleh para hacker untuk menggagalkan referendum tidak menyurutkan semangat masyarakat Hongkong untuk memberikan suara hati mereka.
Berita tentang 'Pesta Demokrasi' masyarakat Hongkong banyak disebar di internet Daratan. Aktivis HAM Tiongkok percaya bahwaini merupakan inspirator bagi masyarakat Tiongkok dalam memperjuangkan demokrasi, melawan tirani PKT.

Aktivis HAM Beijing, Hu Jia adalah salah satu orang yang paling aktif menyebarkan berita yang didapat melalui saluran internet tentang Referendum di Hongkong. Ia memberitahu wartawan Epoch Times bahwa walaupun PKT berusaha keras untuk menghapus pesan terkait dari microblog, tetapi melalui Twitter, hampir 30 – 40% topik pembicaraan adalah berkaitan dengan peristiwa di Hongkong ini.
Tanggapannya juga luar biasa. Sebagian besar pemberi tanggapan itu adalah kaum muda yang biasanya tidak membicarakan hal-hal politik. Tetapi sekarang mereka ikut memberikan semangat bagi warga Hongkong.

Hu Jia : 20 Juni akan menjadi hari bersejarah, hari melawan tirani PKT
Hu Jia berpendapat bahwa peristiwa referendum ini bersama-sama dengan Pawai akbar 1 Juli 2003 yang melibatkan sekitar 500.000 warga Hongkong akan dicatat sebagai event penting dalam sejarah. Ia percaya, peristiwa ini dapat menjadi inspirator bagi masyarakat Tiongkok dalam memperjuangkan demokrasi untuk melepaskan diri dari cengkeraman tirani PKT.
Referendum Hongkong bisa dilakukan lewat elektronik atau mendatangi pos TPS sudah dimulai sejak 20 Juni dan akan berlangsung selama 10 hari. (Cai Wenwen/Epoch Times)

"Masyarakat Hongkong menggunakan ponsel atau mendatangi pos TPS untuk mengekspresikan suara tentang apa yang terjadi sekarang dan ulah PKT mengikis budaya Hongkong sedikit demi sedikit. Kepada masyarakat Tiongkok yang belum sadar, saya katakan bahwa warga Hongkong sedang menderita demi kita. Saya berpikir, kegiatan referendum ini memiliki arti spesifik dalam memicu perjuangan demokrasi masyarakat Tiongkok Daratan. Kami juga harus berjuang untuk memperoleh hak pilih di tahun 2017" kata Hu Jia.

Di Twitter ia menulis, "Saya lahir di Juli 1973, sebagai warga negara Tiongkok selama 4 dekade, saya belum pernah melihat pemilihan umum dan belum pernah merasakan hal itu. Saya berkeinginan untuk memilih kebebasan sesuai apa yang saya inginkan, menciptakan demokrasi sesuai kemampuan sendiri".

Sebelum elektronik referendum dimulai, PKT tiba-tiba menerbitkan Buku Putih dan berulang kali menyerang situs web yang digunakan untuk referendum. Ketika Hu Jia diwawancarai oleh Epoch Times ia mengatakan, "Yang dituntut masyarakat Hongkong yaitu pemilihan yang terbuka dan transparan. Ini jelas membuat ngeri PKT. Hongkong seperti juga sebuah sumbu peledak, bila ledakan itu terjadi maka bahaya runtuhnya PKT akan semakin dekat, itu yang PKT takuti. Oleh karena itu, mereka berusaha keras untuk menindas dengan segala cara".

Namun tindakan bodoh PKT justru memicu orang-orang Hongkong untuk berpartisipasi memberikan suaranya.

Diperkirakan akan semakin banyak masyarakat Tiongkok Daratan mengunjungi Hongkong pada 1 Juli 2014 nanti

1 Juli 2014 akan menjadi kesempatan terbaik bagi masyarakat Tiongkok Daratan untuk meneriakkan suara hati mereka, suara anti komunis demi masa depan dan kepentingan mereka sendiri.

Menurut Hu Jia, seluruh dunia akan terfokus pada Hongkong 1 Juli nanti. Meskipun pihak berwenang PKT akan berupaya untuk mencegah para aktivis Tiongkok keluar negeri, namun menurut Hu Jia, mereka akan pergi ke Hongkong melalui berbagai cara demi partisipasi dalam pawai 1 Juli.

Pejuang demokrasi Daratan Tiongkok mengucapkan terima kasih kepada warga Hongkong atas dukungan mereka

Mantan Redaktur Radio Hebei Zhu Xinxin terus memantau perkembangan kegiatan referendum di Hongkong.
"Para pemerhati demokrasi di Tiongkok sedang menaruh perhatian pada kegiatan referendum yang dilaksanakan di Hongkong. Mereka berharap warga Hongkong berani bertindak untuk membela kebebasan dan demokrasi. Ini tidak saja memperjuang hak bagi warga Hongkong, tetapi juga memperjuangkan hak bagi warga Tiongkok Daratan," kata Zhu Xinxin.

Zheng Enchong dipanggil oleh pihak berwenang karena peduli terhadap jajak pendapat Hongkong
Aktivis HAM Shanghai Zheng enchong menyampaikan melalui Twitter bahwa dirinya dipanggil oleh pihak berwenang karena peduli soal referendum Hongkong.

Aktivis HAM Beijing Hu Jia
Di twitter ia mengatakan, "Hari ini jajak pendapat dimulai di Hongkong, saya dipanggil oleh pihak berwenang dari pukul 13 sampai dengan 18:15 dengan alasan penggelapan pajak. Tetapi kenyataannya topik yang ditanyakan adalah masalah referendum di Hongkong. Saya dituduh terlibat dalam persiapan kegiaatan referendum.

Dikatakan oleh mereka bahwa bila saya berjalan terlalu jauh, maka perlu bersiap untuk dipenjara. Saya katakan kepada mereka bahwa tidak ada masalah dengan Hongkong dan saya sudah siap untuk dipenjara. Uang sebesar 100.000 Yuan untuk membiayai Pengacara sudah saya persiapkan. Terserah saja pada kalian! Setelah sampai di rumah saya cek di situs dan tahu kalau partisipan referendum di Hongkong sudah mencapai 170.000 suara."

Pada awal Juni ini, Kantor Berita Dewan Negara PKT mengedarkan untuk pertama kali Buku Putih yang berisi tentang '2 sistem pemerintahan dalam 1 negara. Buku tersebut telah membangkitkan amarah masyarakat Hongkong. Mereka kemudian mengadakan referendum selama 10 hari dan pawai pada 1 Juli sebagai protes atas kesewenangan PKT.

Diperkirakan seluruh masyarakat Hongkong akan berpartisipasi dalam kedua event tersebut. 1 Juli nanti mungkin akan menjadi 'hari paling marah bagi warga Hongkong' setelah kembalinya Hongkong dari Inggris. Tampaknya Hongkong selain sebagai ajang pertempuran bagi petinggi Zhongnanhai, juga merupakan pusaran badai yang meluluhlantakkan mereka.

Sumber :http://www.erabaru.net/